Mayangkaranews.com : Kepala Bidang Tanaman Pangan Dan Holtikultura, Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Blitar Riyanto mengatakan, pihaknya belum bisa menyalurkan langsung semua alsintan ke warga dan kelompok tani, karena terbentur Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang hibah yang mensyaratkan penerima bantuan harus berbadan hukum indonesia. Selain itu saat ini pihaknya juga masih melakukan pemetaan wilayah yang nantinya akan mendapat bantuan kerjasama pemakaian alsintan, sehingga combine harvester (alat pemanen padi), pompa air dan “hand rotary tractor” yang sudah datang hanya ditempatkan begitu saja di tempat parkir kantor Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Blitar. Menurut Riyanto, saat ini 6 dari 9 combine harvester sudah di ujicobakan ke petani dan dibagi ke 3 Kecamatan dan 3 combine harvester masih belum datang. Sementara 50 unit pompa air memang dibiarkan di tempat parkir karena menunggu penetapan lokasi penempatan dan khusus 2 hand rotary tractor bantuan dari pusat dan provinsi juga masih berada di tempat parkir. Riyanto mengaku semua alsintan yang ada di tempat parkir kondisinya baru datang, karena kantornya tidak mempunyai tempat penyimpanan yang memadai, akhirnya hanya di tempatkan di tempat parkir, sehingga terkesan mangkrak.
Riyanto menambahkan, sampai juni 2016 ini, sesuai data, total Alsintan yang di terima Kota Blitar baik dari pusat, provinsi maupun pemerintah daerah, diantaranya untuk combine harvester ada 12, pompa air ada 70 unit dan hand rotary tractor ada 8 unit.(Yuda)
