
Walikota menilai, tidak berfungsinya Hydrant di Pasar Legi saat kebakaran, diakui sebuah keteledoran
Mayangkaranews.com : Walikota menilai, tidak berfungsinya Hydrant di Pasar Legi saat kebakaran diakui sebuah keteledoran. Walikota Blitar Samanhudi Anwar mengatakan, sejak 11 tahun yang lalu saat dibangun, hydrant di pasar Legi tidak pernah difungsikan atau airnya tidak dikeluarkan, padahal seharusnya setiap tiga bulan sekali air dari Hydrant itu harus dikeluarkan untuk memastikan benar-benar siap dioperasikan jika dibutuhkan. Selain itu memang seharusnya pengelola pasar saat itu sudah merencanakan tahap pemeliharaan tetapi ternyata sampai periode ini masih tetap menerapkan kebijakan lama. Menurut Samanhudi saat ini pihaknya masih membenahi dan memfungsikan kembali Hydrant agar kejadian kebakaran tidak terulang kembali dan mengawasi langsung pembenahan Hydrant.
Samanhudi mengaku tidak menyalahkan pemerintahan sebelumnya Kantor Pengelola Pasar atau PDAM, karena kebakaran di Pasar Legi murni musibah yang bisa terjadi di wilayah manapun. Ketika Reporter mengkonfirmasi masalah ini ke Direktur Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kota Blitar Sugeng Praptono melalui aplikasi whatsapp mengatakan, tidak benar air Hydrant di pasar Legi menggunakan air PDAM jaringan PDAM di sekitar pasar Legi hanya untuk konsumsi 14 pelanggan resmi yang terdaftar saja karena sejak Pasar Legi dibangun sampai saat ini pihak Pengelola Pasar tidak pernah mengajukan permohonan pemasangan instalsi PDAM untuk hydrant di komplek pasar Legi. Sementara Hydrant yang airnya disuplay PDAM hanya ada di BNI 46, RS Budi Rahayu, Kesbangpol PBD Damkar, RS Syuhada Haji, Jalan WR Supratman dan Jalan Krantil selain itu juga ada 8 titik Hydrant di Kota Blitar yang baru dibangun dan pihaknya mengklaim semua berfungsi normal.(Yuda)