YLKIB Menilai Pengawasan Obat Dan Makanan Kurang Maksimal

Mayangkaranews.com : YLKIB menilai pengawasan obat dan makanan di Kabupaten Blitar kurang maksimal. Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Blitar (YLKI-B) Dadik Setya Wahyudi mengatakan dari pengalaman selama ini pengawasan obat dan makanan di Kabupaten hanya dilakukan 2 kali dalam setahun itupun hanya saat menjelang perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru. Sementara di hari biasa cenderung dibiarkan dan sama sekali tidak ada pengawasan. Menurut Dadik produsen nakal dan produsen penipu saat ini lebih lihai dalam memasarkan produk berbahaya yang dia produksi. Selain mengincar pedagang toko kelontong yang ada di pelosok mereka juga cenderung menghindari toko dalam skala besar. Padahal selama ini TKP2MO kebanyakan hanya melakukan razia ke toko besar, minimarket dan pasar, sehingga peredaran barang ilegal dan berbahaya tidak terjamah.
Dadik mengaku saat ini makanan berbahaya dan obat ilegal memang sudah menguasai pasar pinggiran. Warga sudah menganggap produk dan makanan itu sebagai produk normal dan lumrah di beli dan dikonsumsi sehingga permintaan pasar meningkat. Sementara jika pengawasan sangat longgar bisa dipastikan  ancaman keracunan penyakit degeneratif akan banyak diderita warga. Sementara itu ketika reporter menghubungi Kepala Bidang Penanganan Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Dr. Christine Indrawati melalui telepon mengatakan selama ini TKP2MO dan Dinas Kesehatan memang hanya bisa melakukan pengawasan dan razia makanan dan minuman serta obat setahun 2 kali. Tetapi mulai 2017 jumlah razia akan di naikkan menjadi 4 kali, menjelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. TKP2MO bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menggelar razia makanan dan minuman serta obat di 22 Kecamatan di Kabupaten Blitar mulai 14 sampai 21 Desember 2016.(Yuda)